Jumat, 14 Februari 2014 0 komentar

Abu

Abu gunung kelud ini. Malam ini. Gemericik air di jendelaku. Ku senandungkan lagu Tahu Diri karya Maudy Ayunda. Indahnya. Teringatku pada sosoknya. Sosok yang berhasil melukiskan lengkungan ke atas di bibirku.

Harus kuakui semua itu hanya bersifat temporer. Senyum itu berganti badai. Pandanganku memburam, dadaku sesak, aku berusaha menegakkan kepalaku, eritrosit dalam darahku mulai berdesakan mengantri oksigen. Memikirkanmu membuatku nyaris lupa bernafas.

Playlist ini membawaku pada lagu almost is never enough. Mengingatkanku pada cinta kita yang belum cukup. Yang belum mampu menahan terpaan terjal itu. Engkau yang tak pernah memberi penjelasan soal hubungan kita membuatku tak berdaya ketika melihatmu bersama gadis itu. Gadis berjilbab yang tampak sempurna bagimu.

Namun tak pernah kau tau, cintaku bahkan jauh lebih dalam dari palung mariana, jauh lebih rumit dari sincostan. Malaikat juga tahu aku yang akan menang jika kau adu. Namun apa dayaku, ku hanya bisa memanggilmu sayang dalam sanubari terdalamku...

Sabtu, 08 Februari 2014 0 komentar

Let Go

Let go itu artinya melepaskan. Novel yang gua baca buat mengiringi malam minggu gua ini bisa dibilang tragis. Menceritakan tentang setiap orang yang akan merasakan kehilangan, dan orang itu juga yang harus belajar melepaskan. Melepaskan orang yang kita sayang menurut gua sangat susah. Apalagi kalo kita tau kenyataannya dia justru lebih bahagia tanpa kita.

Dalam buku ini terdapat kisah cinta dan persahabatan. Cinta yang tidak harus dimiliki, merelakan orang yang kira cintai bahagia dengan orang lain yang telah dia pilih. Sedih memang, sulit dan menyakitkan melihatnya bersama orang lain. Namun kita hanya bisa menyaksikannya dari jauh, tanpa bisa menggapainya

Orang bilang, kita dapat melepaskan kepergian sahabat kita dengan kematian kita, bukan kematiannya. Mungkin itu ungkapan yang paling cocok untuk mendeskripsikan isi novel ini. Kepergian sahabat kita akan jauh lebih menyakitkan ketika kita tau yang memisahkan kita adalah dua alam yang berbeda.

And the last quote is "at the end, the love we take is equal to the love we make."

Sabtu, 01 Februari 2014 0 komentar

Buih itu

Malam ini, entah kenapa aku ngerasa jarak diantara kami sudah begitu jauh. Sangat sulit untuk mengejar ketertinggalan itu.. tapi apakah benar apa yang kurasakan ini? Aku merasa dia bagaikan bintang di langit, dan aku desiran ombak di laut. Apa gak mungkin seorang putri duyung mendapatkan pangeran yang diimpikannya? Apakah semua dongeng tentang buih-buih itu benar? Apakah aku harus menjadi buih buih dipuncak ombak pada akhirnya?

Angin malam ini terasa begitu dingin, menyentuh kulitku, menembus pori-pori kulitku, menghunus pedang menuju ulu hatiku. Menambah kepedihan berkepanjangan. Memoriku memaksaku untuk mengingat gadis super perfect yang pernah kau cinta-atau masih kau cinta. Yang jelas dia memang lebih cocok denganmu.. suaranya merdu dengan hati yang seharum bunga melati

Malam ini diiring rintik hujan yang membasahi bumi ini, mataku memburam dan tak kuasa menahan air mata ini. Aku sangat menginginkanmu disini, tapi untuk mengkhayalkanmu saja aku tak mampu. Kamu selalu berjanji mencintaiku, namun kurasa hatimu memang berkata lain. Kamu terlalu sempurna untukku, perkataan yang basi namun sedang kurasakan sekarang. Aku takut kesempurnaanmu akan tertutupi dengan semua kebodohanku, maafkan aku yang tak bisa membuatmu bahagia bersamaku.. maaf

 
;